SATGASMAFIA.COM, KOTA PEKALONGAN – MT (46), seorang buruh batik harian lepas warga Kraton, hanya bisa menahan pilu ketika mengingat nasib yang menimpanya. Pendapatan hariannya tidak menentu, hanya cukup untuk sekadar menyambung hidup bersama keluarga.
Ia adalah anak dari almarhumah YL, pedagang lama di Los B-24 dan B-25 Lantai 1 Pasar Banjarsari. YL sudah bertahun-tahun menggantungkan hidup dari pasar tersebut, sebelum akhirnya tragedi kebakaran meluluhlantakkan seluruh harapan.
“Sejak kebakaran itu, kami kerja seadanya. Bertahun-tahun berharap dan berdoa semoga Pasar Banjarsari cepat dibuka kembali,” tutur MT dengan mata berkaca-kaca.Senin (15/09/25).
Namun, setelah penantian panjang dan pasar akhirnya selesai dibangun, kenyataan pahit harus ia telan. Nama ahli waris YL tidak tercatat sebagai penerima los baru karena terlambat mendaftar. “Setelah jadi malah nama tidak muncul, karena telat daftar…,” ucap MT lirih.
Kini, MT hanya bisa pasrah. Di tengah keterpurukan ekonomi dan kondisi jatuh, ia tetap menggantungkan harapan pada doa. “Semoga semua baik-baik saja, semoga rezeki bisa bertambah,” ungkapnya penuh haru.
Cerita MT hanyalah satu dari sekian banyak potret getir kehidupan pedagang kecil yang kehilangan tempat mencari nafkah. Di balik megahnya bangunan baru Pasar Banjarsari kota pekalongan, masih ada air mata yang tak terlihat air mata orang-orang yang terpinggirkan dari nasib mereka sendiri.