SATGASMAFIA.COM, KOTA PEKALONGAN – Seorang buruh batik berinisial MT, warga Keraton, tak kuasa menahan tangis saat mendatangi kantor dinas terkait, Selasa (17/9). Niatnya hanya ingin memastikan kabar yang beredar di sejumlah media sosial soal 28 pedagang yang disebut-sebut belum terhubung pemilik los.
Dengan langkah gontai, MT menyampaikan pertanyaan kepada petugas tentang kemungkinan masih tersedianya tempat bagi mereka yang belum terdata. Namun jawaban yang diterima justru mematahkan harapannya.Rabu (17/09/25).
“Kalau yang belum pernah didata sama sekali atau tidak pernah mengajukan data, kemungkinan besar tidak akan mendapatkan tempat,” kata salah satu petugas dinas, sebagaimana ditirukan MT dengan suara lirih.
MT semakin lemas mendengar penjelasan itu. Menurut petugas, seluruh los yang ada sebenarnya sudah tercatat penghuninya, termasuk 28 orang yang sempat disebut belum memiliki tempat. “Mereka itu sudah ikut pendataan sebelumnya,”Kata salah satu petugas, sebagaimana ditirukan MT dengan sedih
Mendengar keterangan tersebut, MT tak mampu lagi menahan air mata. “Saya sudah pasrah. Padahal tadinya berharap dapat tempat, ternyata memang belum bisa,” ucapnya sambil menangis.
Usai pertemuan singkat itu, buruh batik sederhana tersebut pulang dengan wajah murung, penuh kekecewaan, dan langkah lunglai. Harapan yang sempat menyala akhirnya padam di balik ketidakpastian nasib tempat berdagang yang ia idamkan.
Sebelumnya MT (46), seorang buruh batik harian lepas warga Kraton, hanya bisa menahan pilu ketika mengingat nasib yang menimpanya. Pendapatan hariannya tidak menentu, hanya cukup untuk sekadar menyambung hidup bersama keluarga.
Ia adalah anak dari almarhumah YL, pedagang lama di Los B-24 dan B-25 Lantai 1 Pasar Banjarsari. YL sudah bertahun-tahun menggantungkan hidup dari pasar tersebut, sebelum akhirnya tragedi kebakaran meluluhlantakkan seluruh harapan.