SATGASMAFIA.COM,PEKALONGAN – Harapan besar datang dari seorang lansia bernama Dayanah (84), warga Desa Warulor, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Di usia senjanya, ia mempercayakan sepenuhnya proses hukum yang tengah berjalan di Polres Pekalongan, terkait dugaan penjualan rumah miliknya oleh mantan menantu tanpa sepengetahuannya.
“Alhamdulillah, kasus Mbah sudah berjalan di Polres Pekalongan Unit III Tipikor dan penanganannya cepat. Saya ini janda, hidup sendiri. Di sisa hidup ini, saya hanya ingin sertifikat rumah saya kembali. Kalau sudah kembali, saya pun bisa mati dengan tenang,” ungkap Dayanah penuh haru.
Ia mengaku tidak pernah diberitahu mengenai penjualan rumah yang selama ini ia tempati. Kejutan besar datang saat seseorang muncul dan mengklaim sebagai pemilik sah rumah tersebut, lengkap dengan bukti pembayaran.
“Kejam sekali mantu saya, jual rumah saya tanpa bilang apa-apa. Tidak ada sepatah kata pun ke saya,” tutur Dayanah dalam bahasa Jawa.
Kepada awak media, Dayanah menyampaikan rasa terima kasihnya kepada jajaran kepolisian yang telah menindaklanjuti laporannya, serta kepada pengacara Didik Pramono, S.H., yang telah mendampinginya dalam proses hukum.
“Saya hanya orang kecil, tapi dibantu sampai seperti ini. Semoga Bapak Polisi dan Pak Pengacara Didik diberi rezeki dan umur panjang. Terima kasih sudah menolong orang susah,” ujarnya.
Ia berharap para pihak yang diduga terlibat, termasuk mantan menantu, oknum notaris, hingga pihak pembeli yang disebut sebagai aparat penegak hukum (APH), mendapatkan hukuman setimpal jika terbukti bersalah.
Kasus ini menjadi bagian dari deretan perkara dugaan mafia tanah yang menimpa masyarakat kecil, khususnya kelompok rentan seperti lansia.
Sebelumnya, kisah pilu Dayanah menjadi perhatian publik. Di usia 84 tahun, ia harus memperjuangkan hak atas rumah dan tanah peninggalan suaminya, yang telah ditempati selama puluhan tahun. Tak disangka, rumah tersebut ternyata telah dijual diam-diam oleh mantan menantu, tanpa sepengetahuan dan seizin dirinya.
Kini, Dayanah hanya berharap satu hal: sertifikat rumah kembali ke tangannya, agar ia bisa menutup usia dengan tenang.